skip to main |
skip to sidebar
Perkenalan yang Berujung Pahit

Sejuknya embun pagi membasahi daun-daun
dan bunga-bunga yang indah tumbuh subur dipekarangan rumah. Aku mengawali
langkahku, pagi sekali aku sudah berangkat untuk mengejar cita-citaku. Aku
adalah seorang siswa kelas 3 Sekolah Menengah Pertama. Tepat
hari ini adalah hari pertama kenaikan kelas, aku tak sabar untuk cepat-cepat
sampai disekolah dan bertemu teman-teman, salah seorang temanku sudah menungguku
didepan ruang kelas, namanya Fina. Dia adalah teman ku sewaktu aku duduk di
bangku Sekolah Dasar kami sangat akrab sekali. Kemana-mana selalu bersama tak
pernah ada kata-kata sebal ataupun benci yang menghampiri persahabatan kami.
Tak berapa lama temanku satu lagi datang, namanya Sandra. Dia temanku sejak aku
masuk di Sekolah Menegah Pertama, anaknya baik hati cantik berambut
pirang putih dan tentunya smart. Kami bertiga kemana-mana selalu bersama,
layaknya sepasang kaki kemana-mana pasti barengan. Saat Si Fina udah dapet
pacar dan aku sama Si Sandra masih single,Fina bingung banget untuk mencarikan
pasangan buat kami berdua.Padahal aku sama sandra nggak mikir sama sekali untuk
memiliki pasangan untuk saat ini, karena hari mendekati ujian.
Setelah hari berganti hari,
Fina pagi sekali sudah berangkat sekolah. Dia keliatan bahagia sekali,aku dan
Sandra heran melihat apa yang terjadi dengannya. Tiba-tiba Fina mendekati
aku dan sandra, dia berkata dengan kami berdua bahwa fina akan mengenalkan
saudaranya kepada kami berdua.katanya"saudaranya itu laki-laki yang
berwajah kembar dan baik hati serta akhlaknya". Wajah kami langsung
menciut, dan fikiran kami langsung blank. Dalam hati kami berkata, " apa
lagi sakit ini otak temanku yang satu ini, macam ajang pencarian jodoh
saja".Kami hanya diam, dan membalas pertanyaan si fina dengan senyuman
kecil.Sepulang sekolah, baru saja menginjakkan kaki di rumah. Hape sudah
berdering, ternyata telfon dari nomor yang tak dikenal,aku hanya
mendiamkannya.Lalu aku menanyakan nomor itu ke Fina dan Sandra,ternyata Sandra
juga ada yang menelfon nomor yang tidak dikenal. Sekitar 1jam Fina baru
menberitahu kalau nomor kami berdua telah diberikan sama saudaranya itu. Aku
menanyakan kepada fina " kenapa harus nomerku dan sandra yang kamu berikan
kepada mereka,apa tidak ada yang lain sih fin?".Fina " karena
aku sayang kalian dan tidak mau kalian mendapatkan laki-laki yang salah".
aku "yasudahlah terserah kamu, toh sudah terlanjur semuanya".Pagi
hari waktu sampai disekolah, disitu hanya ada aku dan sandra kami
berbincang-bincang masalah saudaranya si Fina. Ternyata yang dikenalkan sama
Sandra adalah Rio(kakaknya) dan yang dikenalkan denganku adalah Rino (adiknya).
Bulan berganti bulan
hari berganti hari, kami berkomunikasi dan mengetahui sifat
masing-masing,kami mulai akrab. Ternyata fina memang sangat baik kepada kami,
kami berdua diperkenalkan dengan laki-laki yang baik serta tekun ibadahnya.Aku
dan Sandra yang dulunya seorang gadis yang susah dinasehatin dan susah untuk
menutup aurat sekaang luluh dengan laki-laki yang seprti Rio dan Rino. Sejak
saat itu aku dan sandra mualai mengetahui apa itu namanya hijab, bagaimana
menutup aurat yang benar dan sopan.Belum sempat bertatapmuka dengan mereka,namun
mereka harus pindah rumah keluar kota, menyusul ayahnya yang pindah kerja
disana.Terpaksa sekolah dan tempat tinggal harus menetap disana.Dia berkata
bahwa akan menyusul ku dan akan membawaku bertemu dengan orangtuanya,Tengah
malam, Sandra curhat masalah si rio melainkan ceritanya juga sama dengan
ku,namun saat Rio(kakaknya) akan berangkat keluar kota mereka berdua sedang
bertengkar, entah apa masalhnya. Namun semuanya hselesai anyalah sia-sia,
perkenalan ini mungkin petunjuk dari Alloh untuk ku dan Sandra, sekitar selesai
sholat subuh dia menelponku dan berkata jaga dirimu dan ibadahmu. aku menjawab
telefonya dengan singkat. Lalu aku pergi mandi, tak lama kemudian ada telefon
masuk dari nomer yang tak dikenal dan aku angkat ternyata dari pihak
berwajib(POLISI) memberitahukan bahwa saudara Rio beserta keluarga mengalami
kecelakaan dan sekarang jenazahnya sedang dibawa ke Rumah Sakit terdekat. Aku
langsung tak sadarkan diri, dan jatuh pingsan mendengar kabar itu.Ternyata tadi
adalah pesan terakhir yang disampaikan Rio sebelum dia pulang ke surga. Aku
disini hanya bisa mendoakan dan membayangkan wajahnya yang belum pernah
memandang sama sekali. Ternyata sebelum dia berangkat ke luar kota, dia
mengirimkan kenang-kenangan untukku yaitu sebuah alat sholat yang lengkap.
SEMOGA AMAL IBADAHMU DITERIMA DISISI-NYA :)
sedih sekali critanya....;'(
BalasHapusbagus kak cerpennya :(
BalasHapusiya teriamakasih sudah membaca :)
BalasHapus